Iklan 1

Friday, June 24, 2016

Crossover Jepang Rasa Eropa, Review Suzuki SX4 X-Over Tahun 2009


Moin Readers.. Berawal dari perjalanan menjemput Bapak yang sedang bersandar di Pelabuhan Celukan Bawang Singaraja Bali, akhirnya ane memutuskan untuk sekalian mampir ke rumah saudara di Kota Denpasar. 
foto kredit untuk https://bojongserongdikit.wordpress.com
Perjalanan dari Singaraja menuju Denpasar melewati Bedugul harus menempuh medan yang menanjak, Readers akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah. 
Sesampainya di rumah saudara ane, ane melihat sebuah mobil yang jarang ane lihat populasinya di Jawa Timur. Sebuah crossover dari Suzuki, yup Readers Suzuki SX4 X-Over. Oh ya Readers, trivia buat Readers kenapa kalau ke Bali sepertinya banyak sekali merk Suzuki lalu lalang dibandingkan di daerah lain di Indonesia, jadi di Bali Suzuki menempati posisi kedua penjualan di bawah Toyota, sehingga populasi Suzuki cukup banyak di Bali.
Sejarah
Suzuki Sx4 merupakan penerus tonggak tradisi Suzuki di kelas small SUV dan Compact SUV, seperti SJ, Jimny, dan Escudo. Asal mula nama SX4 adalah Sport X-Over 4 all seasons. Didesain oleh Giorgetto Giugiaro dari Italdesign. Sebagai informasi Giorgetto Giugiaro merupakan salah satu desainer otomotif terkenal di Italia dan mendapat penghargaan Car Designer of The Century di tahun 1999. Jadi jangan heran kalau SX4 beraroma kental mobil Eropa jika dibandingkan dengan mobil Jepang pada umumnya.
Fiat Sedici
Di Italia SX4 dipasarkan oleh Fiat dengan merk Fiat Sedici dan di tahun 2007 menjadi kendaraan dengan penjualan terbaik.
SX4 dipasarkan di Indonesia pada tahun 2007 dan dimasukkan secara CBU (Completely Built Up). Dipromosikan sebagai crossover pertama di Indonesia, melanjutkan kiprah dari Suzuki Aerio (hatchback) dan Suzuki Neo Baleno (sedan). Di tahun 2008 SX4 diproduksi secara CKD (Completely Knock Down). Dan alih-alih CBU menjadi CKD mengalami sunatan fitur, di versi CKD SX4 mengalami upgrade penggunaan rem cakram di semua roda, peredaman kabin yang lebih baik, dan konstruksi body diperkuat (Reinforced). Suzuki SX4 mempunyai 3 varian yaitu SX4 X-Over, SX4 X-Road (versi downgrade dari X-Over), dan Neo Baleno (versi sedan).
SX4 X-over mengalami facelift di tahun 2010, dan di tahun 2011 Suzuki mengeluarkan versi SX4 RC1 yang merupakan versi yang lebih sporty.
Yang ane review kali ini adalah Suzuki SX4 X-Over pre facelift CKD.
Eksterior
Dengan nama besar dari Italdesign seharusnya desain SX4 cantik, dan memang ane setuju. Mobil ini cantik!
Tampak depan membulat dengan garis lampu mengikuti kontur grill depan. Tampak juga foglamp sebagai fitur standar mobil ini. Di bagian juga terdapat roof rail selain menambah kesan maskulin juga bermanfaat jika Readers membawa barang berlebih bisa memanfaatkan roof box dan dipasangkan pada roof rail SX4.
Bagian samping banyak sekali detail yang membuat berbeda dengan mobil di zamannya. Segitiga di pilar A yang besar membuat unik, over fender yang membuat kesan macho juga tidak absen. Bagian yang Ane suka adalah bagian samping ini, secara personal ane merasa ini desain yang keren. Ditambah bagian pilar C yang dibalut kaca, sehingga sekilas seperti tanpa pilar C. Desain yang mendahului trend, karena di tahun 2016 sepertinya desain yang jamak disebut floating roof ini banyak diaplikasikan pada mobil-mobil baru seperti Toyota Yaris lele, Honda Mobilio, Lexus RX, Honda Civic Tourer, dan masih banyak lagi aplikasi floating roof ini.

Bagian belakang tidak sedramatis bagian samping. Lampu belakang sekilas mirip lampu belakang Ertiga tapi dengan bentuk yang lebih proporsional.
Interior
Build quality interior juga cukup baik, tentunya dengan hard plastic tapi tidak terkesan murahan. Panel pintu juga tebal, sehingga pintu juga terasa kokoh. Desain dashboard juga menyenangkan dilihat, tidak se-plain adik kandungnya yaitu Suzuki Swift ST. Juga ada ornamen krom di samping head unit.
Panel speedometer masih sederhana tidak terdapat MID seperti SX4 versi facelift. Odometer sudah digital sehingga enak dilihat.
Ane suka dengan keberdaan MID di dashboard tengah yang cukup informatif. Terdapat jam digital, termometer untuk suhu luar ruangan, dan informasi konsumsi BBM per kilometer. Headunit terintegrasi terlihat rapi dan terdapat audio steering switch, jadi lebih mudah untuk pengoperasian headunit.
Di malam hari pencahayaan interiornya seragam berwana merah, dan walaupun warna merah seingat ane bukan warna yang menyejukkan tapi ane merasa merah di SX4 ini cukup nyaman di mata dan terlihat keren. Ambience kabin jadi terasa futuristik.
Segitiga pilar A yang unik dilihat dari luar tapi menimbulkan masalah jika dilihat dari dalam, saat berkendara segitiga pilar A ini kerap menjadi blindspot. Sehingga menyusahkan jika melihat ke arah samping kanan ataupun kiri.
Interior belakang cukup memuaskan, terdapat cup holder yang cukup praktis di panel pintu belakang.
Jika Readers pernah mengendarai Suzuki Swift pasti ingat betapa horornya legroom belakangnya, dan ketika mau mencoba SX4 sempet terlintas "Jangan..jangan mentok sana sini.." dan ternyata legroomnya lega sekali. Jok belakang walau agak tegak masih dalam tahap bisa diterima oleh punggung rakyat jelata seperti ane.
Bagasi belakang luas dan lega, bahkan pesaing sesama crossover seperti Nissan Juke yang sempit harus memberi hormat untuk kapasitas bagasi SX4. Jika Readers dalam menyambut hari raya kurban dan membeli seekor kambing sepertinya tidak perlu repot menyewa pick up, cukup masukkan saja ke bagasi SX4. Tapi sekali lagi don't try this with your SX4 :P
Mesin
Bagian mesin terasa inferior dibandingkan kehebatan desain eksterior. Mesin yang digunakan yaitu M15A mesin yang sama digunakan oleh Suzuki Swift ST. Mesin M15A 1500 cc DOHC ( Double OverHead Camshaft) VVT ( Variable Valve Timing) 16 valve mampu menghasilkan tenaga mencapai 100 PS pada 6000 RPM dan torsi maksimum 133 Nm pada 4000 RPM. Kalau mesin ini di Swift terasa pas karena bobotnya yang ringan, tapi untuk SX4 yang lebih berat 130 kg dari Swift terasa kalau mesin kedodoran dipakai berakselerasi.
Driving Impression
Pertama kali masuk mobil ini ane suka dengan build quality yang mantab, mulai dari handle pintu hingga panel pintu dalam. Pun ada detail kecil yaitu lingkaran lampu mengelilingi lubang kunci sehingga saat gelap Readers tidak kesulitan memasukkan anak kunci.
Ketika mulai berjalan seperti ane sebutkan di poin interior bahwa segitiga pilar A menyumbang blindspot yang cukup besar. Untungnya selain masalah pilar A tidak ada masalah berarti dalam hal pandangan keluar. Kaca kanan kiri sangat luas, berasa naik Nissan Serena generasi terakhir. 

Pandangan belakang juga ternyata luas.
Ketika mulai berjalan ane merasa setir mobil ini cukup berat. Dan untuk penggunaan stop and go tidak selincah kebanyakan hatchback.

Sedikit cerita dari test drive di canggu, memang Bali itu asyik, sempet salah fokus karena di belakang bule nggowes yang bajunya berkibar-kibar, juga diberikan pemandangan wanita Bali di pertigaan jalan dengan memakai kebaya bali yang anggun sedang meletakkan canang sari. 

Setiap hari, penganut agama Hindu di Bali mempersembahkan canang sari kepada Dewa sebagai tanda terima kasih atas pemberian rezeki pada hari itu.
Jadi jangan kaget kalau Readers melihat banyak bertebaran canang sari di depan rumah, warung, ataupun persimpangan jalan seperti ane lihat. Inilah indahnya Bali, keindahan alam, dipadu dengan kentalnya budaya, dan keberagaman ras dan suku di pulau ini.

Kembali ke topik test drive ini Readers, seperti ane duga dari catatan mesinnya, ketika ane coba masuk ke tol Bali Mandara, akselerasinya kurang menggigit. Dari 0 - 100 km/jam terasa bertahun-tahun untuk mencapainya. Ditambah unit SX4 yang ane kendarai telah menggunakan velg aftermarket 18", jadi juga cukup menambah berat beban mobil. 
Tapi Bantingan dan pengendalian ane berikan jempol, bantingan stiff khas Suzuki tapi masih tahap nyaman dan minim bodyroll. Selain itu ane suka sebagai crossover tentunya ground clearence tinggi, yang membuat daya jelajahnya cukup variatif.
Pricing
Untuk unit test SX4 Crossoveer ini saudara ane menebus dengan harga Rp 122 juta di Bali. Di kisaran harga sekian Readers bisa mendapatkan banyak pilihan hatchback tapi tentunya dengan fasilitas tidak selengkap SX4. Readers juga hrus menyiapkan dana sekitar Rp 2 juta untuk biaya pajak tahunan.
Kesimpulan
Sebuah crossover cantik dengan harga cukup terjangkau. SX4 punya rasa mobil Eropa, kepraktisan hatchback, dan daya jelajah compact SUV, sayang mesin yang jadi poin minus mobil ini.
Pros
- Desain cantik
- Bantingan dan handling mantab
- Harga terjangkau
- Build quality interior
- Fitur lengkap
Cons
- Mesin Kurang bertenaga
- Pilr A yang mengganggu
- Setir yang berat
Sedikit saran buat Readers yang ingin berburu unit bekas SX4 bisa mempertimbangkan berburu di Bali, selain banyak pilihan dengan kondisi prima juga sekalian bisa berlibur :P Selamat berburu Readers.. 











Tuesday, June 14, 2016

Hatchback Honda Layak Beli, Review Honda Jazz GD3 VTEC 2005


Moin Readers.. Seperti biasa untuk urusan pekerjaan ane harus bersilaturahmi ke tempat nasabah. Kebetulan nasabah ane seorang penghobi otomotif, dari modifikasi mobil off road hingga motor trail.

Ternyata di tempat beliau ngendon sebuah Jazz GD3 VTEC tahun 2005, dan chit chat sedikit, beliau sangat antusias menawarkan Jazz ini untuk ane test drive. Kesempatan yang tidak ane sia-siakan, ane segera mengambil kunci yang telah disodorkan dan menculik mobil ini untuk dicicipi. Di artikel sebelumnya, ane pernah membuat review tentang Jazz GE8 RS tahun 2008, jadi untuk sejarah Honda Jazz tidak ane ulas terlalu dalam, kalau Reader tertarik mengetahui sejarah tentang Honda Jazz bisa mengecek artikel Honda Jazz GE8 tahun 2008, the High RPM Beast..
Eksterior

Readers pasti banyak yang khatam dengan bentukan ekterior dari Honda Jazz GD3 VTEC tahun 2005. Dibandingkan dengan saudaranya Jazz GD3 iDSI terdapat perbedaan selain mesin, yaitu ditambahkan body kit dan velg 15 ". Banyak unit mobil ini yang masih berseliweran dengan kondisi mulus. Garis body samping mirip dengan Honda Stream, aerodinamis didepan dan body belakang kian melandai. Spion model cuping alien yang mirip dengan stream. Velg 15 " nya sukses membuat mobil ini jadi galak dengan velg jari 10 dengan warna gun metal, yang lebih baik daripada Jazz VTEC model MMC dengan cat konvensional.
Bagian depan matanya melotot seperti mata koi, agak aneh tapi yang mengejutkan desain ini masih timeless hingga saat ini. Body kit depan model tempelan tidak seperti Jazz VTEC MMC yang menyatu dengan bemper depan. Body kit ini cukup sukses mengurangi ground clearence mobil, sporty namun ane agak ngeri juga jika melewati medan yang kurang mulus.


Bagian belakang juga terdapat tempelan body kit. Model lampu belakang terlihat agak kuno jika dibandingkan dengan versi MMC. Tapi secara keseluruhan pantat belakang menurut ane lebih cantik daripada pantat Jazz GK5 yang kena virus chrome segaban.
Interior

Interior hampir serupa dengan Honda City GD8 yang pernah ane review di Review Honda City GD8 VTEC. Hanya saja di Jazz GD3 tidak terdapat double glovebox, hanya laci penyimpanan tanpa penutup.

Kualitas bahan plastik dashboard tidak istimewa. Di unit yang ane review di bagian setir catnya mengelupas, tapi hey ini Jazz yang telah berusia 11 tahun, bahkan Veloz tahun 2013 yang ane pakai cat logo Toyota pun telah mengelupas.

Bahan jok yang digunakan adalah bahan fabric, tidak terlalu nyaman tapi kontur joknya membuat posisi duduk yang pas buat ane.

Legroom untuk spesies Jazz, selalu membuat ane mengangkat topi. Legroom belakang untuk hatchback kecil ini sangat lega.

Bagian bagasi luas tanpa pengecualian. Kalau di bagasi ini ditambahkan kasur, dibuat tidur orang dewasa sepertinya masih nyaman. But don't try this at your Jazz, apalagi kalau Jazznya punya teman seperti ane =p


Dan di Jazz generasi pertama ini diperkenalkan fitur ultra seat. Fitur yang krusial dari Jazz dan bukan sekedar gimmick marketing. Ultra Seat memiliki 3 mode yaitu utility mode (melipat kursi belakang rata lantai sehingga memberikan ruang yang luas dan datar), long-cargo mode (dengan melipat sebagian kursi belakang dan kursi penumpang depan sehingga bisa memuat barang yang panjang sampai dengan 2,4 meter), dan tall-cargo mode (dengan melipat dudukan kursi belakang sehingga mendapat ruang dengan tinggi maksimal 1,3 meter).
Mesin


Ketika membuka kap mesin tampak mesin yang dibungkus cover mesin cantik dengan tulisan VTEC. Ruang mesin kecil dan padat, menerapkan filosofi Honda man maximum machine minimum. Interior bagi penumpang luas,dan ruang mesin sempit. Menjadikan para montir pasti jengkel saat memperbaiki mesin ini karena ruang yang sempit hehe.
Mesin VTEC Honda Jazz GD3 berkode L15A memiliki tenaga 110 HP pada 5800 RPM dan torsi maksimal 143 Nm pada 4.800 RPM. Lebih besar daripada versi i-DSI yang hanya menyemburkan tenaga 87 HP pada 5.500 RPM dan torsi maksimal 128 Nm pada putaran 2.700 RPM.
Driving Impression
Keras..itu yang awal ane rasakan. Tetapi ketika jalan beberapa lama, ane menikmati mobil ini. Handlingnya akurat. Tidak sebaik dan seempuk Jazz GE8 atau GK5, tapi ini mobil hatchback dengan handling terbaik di tahunnya. Suara mesin VTECnya menderu keras, yup mesin L15A tidak sehalus mesin 1NZ-FE Toyota Yaris, tapi tenaganya jauh diatas Yaris.

Posisi duduk tenggelam seperti sedan tapi visibilitas tetap jelas dan leluasa. Spion model cuping aliennya pun tidak sekedar cantik dilihat dari gaya, tapi secara fungsional pandangannya cukup luas ke belakang.
Pricing
Untuk Honda Jazz GD3 VTEC 2005 ini bisa ditebus di kisaran harga Rp 110 juta dan ubtuk pajak tahunan Readers bisa menyiapkan dana sekitar Rp 1.800.000,-.
Di harga sekian Readers bisa mendapatkan mobil baru kelas LCGC, tapi ane jamin Readers tidak akan mendapatkan keasyikan mengemudi hatchback sporty.
Kesimpulan
Hatchback Honda bekas yang layak dibeli. Handling, tenaga, dan resale value yang masih bagus. Jika Readers berminat meminang Jazz GD3 VTEC lebih bijak jika Readers memilih transmisi manual, karena banyak keluhan tarikan CVTnya agak boyo dan lemot.
Pros
- Timeless desain
- Handling mantab
- Tenaga besar di kelasnya
- Resale value bagus
- Fitur Ultra Seat
Cons
- Bantingan keras
- Kualitas interior murah
- Suara mesin kasar
Dengan segala kelebihan dan kekurangan Jazz GD3 VTEC, monggo kalau Readers berminat untuk mencari unit bekasnya. Selamat berburu Readers..




Saturday, June 11, 2016

Menyambut Perjalanan Mudik, Persiapkan Kendaaran Readers..


Lebaran tentunya menjadi saat-saat yang ditunggu bagi umat muslim dan para perantauan. Karena bagi para perantau, lebaran adalah momen saat melakukan ritual tahunan, yaitu mudik lebaran. Jutaan perantau melakukan perjalanan dari kota tempat mencari nafkah menuju kota asal tercinta. Moda transportasi yang digunakan pun bermacam-macam, menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Nah untuk para Readers yang menggunakan mobil sebagai kendaraan sebagai sarana mudik bisa membaca tip berikut ini.
1. Periksa sistem pelumas mobil


Readers sangat ane sarankan untuk mengecek oli mesin dan perseneling sebelum berangkat. Dan jika mobil Readers adalah mobil berpenggerak roda belakang, jangan lupa untuk mengecek oli gardan. Disarankan mengganti oli tiap 2500 km, sedangkan jika oli yang Readers gunakan adalah oli sintetik maka bisa melakukan penggantian setiap 5000 km.
2. Periksa minyak rem

Pastikan Readers memeriksa minyak rem. Idealnya minyak rem dikuras dan diganti setiap 20.000 km atau satu kali setahun (mana yang tercapai lebih dahulu), periksa juga kondisi rem tangan.
3. Tune-up

Readers sangat disarankan untuk mengecek platina, busi, saluran gas buang. Pastikan Readers juga mengecek kebersihan karburator, injector dan sistem saluran bahan bakar. Jadi menghindarkan Readers dari kejadian mobil mogok sewaktu-waktu.
4. Mengecek air radiator dan air aki

Walaupun terlihat sepele air radiator bisa sangat krusial, karena jika mobil kekurangan air bisa mengakibatkan mesin overheat dan macet. Untuk Accu (aki) jangan lipa untuk memastikan kondisi air aki di batas level yang dianjurkan. Selain itu Readers bisa mengecek sekering, kabel-kabel dan alternatornya. Untuk terminal aki, dan kabel massa bodi  mobil harus dibersihkan.
5. Tekanan angin

Readers juga wajib mengecek tekanan angin. Karena dengan kondisi ban yg terlalu kempes bisa mengakibatkan perputaran roda yang lebih berat dan mengakibatkan konsumsi bahan bakar lebih boros. Dan yang fatal bisa mengakibatkan efek perataan (flapping effect) yang mengakibatkan ban gampang pecah.
6. Perlengkapan P3K

Ketersediaan kotak P3K di dalam mobil menjadi salah satu perlengkapan yang penting. Peristiwa darurat yang menyangkut keselamatan pebgemudi maupun penumpang saat dalam perjalanan dapat diatasi dengan obat-obatan yang tersedia dalam kotak P3K. Selain obat-obatan untuk kondisi darurat, Readers jangan lupa menyiapkan obat cadangan untuk kondisi sakit tertentu untuk penumpang dan pengendara.
7. Periksa ban cadangan, dongkrak, dan segitiga

untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ban kempes di tengah perjalanan, Readers wajib mengecek ban cadangan, dongkrak, dan segitiga.
8. Persiapkan pengetahuan akan jalur perjalanan

Walaupun saat ini banyak sekali fitur GPS di mobil ataupun handphone, tidak ada salahnya Readers juga mengetahui jalur-jalur perjalanan yang akan dilewati, seperti jalur alternatif, fasilitas umum dan rest area.
9. Persiapkan fisik Readers

Setelah mobil Readers dirasa telah prima, sekarang persiapkan kondisi badan Readers untuk perjalanan mudik. 
Nah, itulah tips dari ane, semoga bermanfaat untuk perjalanan mudik Readers. Have a safe trip Readers..

Friday, June 10, 2016

Proyek Kedua: Civic Generasi Keenam! Honda Ferio tahun 1996


Moin Readers.. berbicara tentang modifikasi, nama Honda Civic tentunya masuk di daftar bahan modifikasi yang menyenangkan. Banyak rujukan modifikasi untuk setiap generasi Civic. Nah untuk Ketua Freeline Chapter Madiun, Agus Setiawan, sepertinya Civic adalah proyek favoritnya. Sempat memodifikasi Honda Grand Civic tahun 1990, bisa disebut ini adalah proyek pertama modifikasinya.

Setelah puas mendandani Honda Civic generasi keempat ini, Agus mulai berburu Civic keduanya. Honda Civic generasi keenam alias Civic Ferio yang menjadi buruannya.
Awal perjalanannya pun tidak mudah karena Agus ingin mencari Honda Civic Ferio warna putih, dan warna putih original untuk Honda Civic Ferio tergolong langka karena memang unit ini limited edition dari Civic Ferio di Indonesia. Agus pun rela berburu Civic Ferio hingga ke Jakarta.





Setelah mendapatkan hasil buruannya proyek kedua pun dimulai. Konsep awal yang dituju adalah street racing.

Dimulai dengan pengantian velg standar bawaan Honda dengan Volk Rays CE28 lebar 7/8,25 dibalut dengan ban Accelera ukuran R15/55/185 ditambah dengan cover rem Brembo. Dengan pemakaian velg beraura JDM ini tentu aneh jika suspensi dan kaki-kaki tidak dirubah.

Agus pun memboyong spring Tein pro kit, selain menurunkan ground clearence mobil, Tein juga diklaim mampu meningkatkan handling dari Ferio ini. Kaki-kaki juga diperkuat dengan penggunaan LCA set.

Untuk headlamp smoke black membuat mata belo gerio lebih galak. Grill depan, lip depan belakang memakai Type R.

Untuk buritan ditambahkan spoiler Mugen untuk menambah aura street racing.
Penambahan sensor parkir belakang juga diharapkan mampu menjaga buritan cantiknya menabrak obyek yang tidak diinginkan. Untuk kenyamanan saat berkendara, maka ditambahkan pula kaca film 3 M full di setiap kaca.



Untuk interior Agus merubah jok standar bawaan pabrik dengan jok rep Bride dan seatbelt Takata green. Warna merah dan hijaunya cukup sukses menambah aura sporty di interior. Setir menggunakan OMP Drift dengan boskit, ditambah speedometer indiglow, tachometer Pivot, dan shift knob Mugen. Untuk piranti hiburan dipercayakan dengan head unit Pioneer.

Beralih ke mesin, semua pengerjaan dipercayakan oleh bengkel Hagios Speed Madiun. Mesin standart harian kombinasi P08, kabel busi menggunakan blue thunder 4 core, oil carb Mugen, filter KNN, selang-selang mesin Samco biru, dan penambahan strut bar depan OEM Ferio untuk mengunci kedua bilah sokbreker kanan dan kiri, meningkatkan stabilitas ketika menghajar tikungan di kecepatan tinggi. Gas buang dialirkan oleh Exaust header 4-1 panjang, dan mufler fujisutbo, menjamin raungan mesin menjadi lebih galak.


Proyek kedua telah rampung, dengan total biaya modifikasi dan balik nama berkisar Rp 40 juta, dan sebuah perjalanan panjang dari berburu unit hingga dress up menjadi cantik. Jadi Readers mungkin berminat untuk berburu proyek modifikasi?

Spesifikasi :
- Mesin standart harian kombinasi head P08
- Kabel busi blue thunder 4 core
- Oil carb mugen
- Filter KNN
- Strutbar dpn oem ferio
- Selang2 mesin samco biru
- Head lamp smoke black
- Gril dpn type R
- Lips bumper type R dpn & belakang PU
- Sensor parkir belakang
- LCA set
- Velg Volk Rays CE 28 lebar 7-8.25 ban accelera, R15/55/185, cover brembo
- Spring tein pro kit
- Exaust header 4-1 panjang, mufler fujisutbo
- Spoiler mugen rep
- kaca film 3M full
- Jok rep bride
- Seat belt takata green
- Head unit pioner set
- Stir OMP drift + boskit
- Speedometer indiglo
- Tachometer pivot
- shift Knob Mugen pjg