Iklan 1

Friday, June 24, 2016

Crossover Jepang Rasa Eropa, Review Suzuki SX4 X-Over Tahun 2009


Moin Readers.. Berawal dari perjalanan menjemput Bapak yang sedang bersandar di Pelabuhan Celukan Bawang Singaraja Bali, akhirnya ane memutuskan untuk sekalian mampir ke rumah saudara di Kota Denpasar. 
foto kredit untuk https://bojongserongdikit.wordpress.com
Perjalanan dari Singaraja menuju Denpasar melewati Bedugul harus menempuh medan yang menanjak, Readers akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah. 
Sesampainya di rumah saudara ane, ane melihat sebuah mobil yang jarang ane lihat populasinya di Jawa Timur. Sebuah crossover dari Suzuki, yup Readers Suzuki SX4 X-Over. Oh ya Readers, trivia buat Readers kenapa kalau ke Bali sepertinya banyak sekali merk Suzuki lalu lalang dibandingkan di daerah lain di Indonesia, jadi di Bali Suzuki menempati posisi kedua penjualan di bawah Toyota, sehingga populasi Suzuki cukup banyak di Bali.
Sejarah
Suzuki Sx4 merupakan penerus tonggak tradisi Suzuki di kelas small SUV dan Compact SUV, seperti SJ, Jimny, dan Escudo. Asal mula nama SX4 adalah Sport X-Over 4 all seasons. Didesain oleh Giorgetto Giugiaro dari Italdesign. Sebagai informasi Giorgetto Giugiaro merupakan salah satu desainer otomotif terkenal di Italia dan mendapat penghargaan Car Designer of The Century di tahun 1999. Jadi jangan heran kalau SX4 beraroma kental mobil Eropa jika dibandingkan dengan mobil Jepang pada umumnya.
Fiat Sedici
Di Italia SX4 dipasarkan oleh Fiat dengan merk Fiat Sedici dan di tahun 2007 menjadi kendaraan dengan penjualan terbaik.
SX4 dipasarkan di Indonesia pada tahun 2007 dan dimasukkan secara CBU (Completely Built Up). Dipromosikan sebagai crossover pertama di Indonesia, melanjutkan kiprah dari Suzuki Aerio (hatchback) dan Suzuki Neo Baleno (sedan). Di tahun 2008 SX4 diproduksi secara CKD (Completely Knock Down). Dan alih-alih CBU menjadi CKD mengalami sunatan fitur, di versi CKD SX4 mengalami upgrade penggunaan rem cakram di semua roda, peredaman kabin yang lebih baik, dan konstruksi body diperkuat (Reinforced). Suzuki SX4 mempunyai 3 varian yaitu SX4 X-Over, SX4 X-Road (versi downgrade dari X-Over), dan Neo Baleno (versi sedan).
SX4 X-over mengalami facelift di tahun 2010, dan di tahun 2011 Suzuki mengeluarkan versi SX4 RC1 yang merupakan versi yang lebih sporty.
Yang ane review kali ini adalah Suzuki SX4 X-Over pre facelift CKD.
Eksterior
Dengan nama besar dari Italdesign seharusnya desain SX4 cantik, dan memang ane setuju. Mobil ini cantik!
Tampak depan membulat dengan garis lampu mengikuti kontur grill depan. Tampak juga foglamp sebagai fitur standar mobil ini. Di bagian juga terdapat roof rail selain menambah kesan maskulin juga bermanfaat jika Readers membawa barang berlebih bisa memanfaatkan roof box dan dipasangkan pada roof rail SX4.
Bagian samping banyak sekali detail yang membuat berbeda dengan mobil di zamannya. Segitiga di pilar A yang besar membuat unik, over fender yang membuat kesan macho juga tidak absen. Bagian yang Ane suka adalah bagian samping ini, secara personal ane merasa ini desain yang keren. Ditambah bagian pilar C yang dibalut kaca, sehingga sekilas seperti tanpa pilar C. Desain yang mendahului trend, karena di tahun 2016 sepertinya desain yang jamak disebut floating roof ini banyak diaplikasikan pada mobil-mobil baru seperti Toyota Yaris lele, Honda Mobilio, Lexus RX, Honda Civic Tourer, dan masih banyak lagi aplikasi floating roof ini.

Bagian belakang tidak sedramatis bagian samping. Lampu belakang sekilas mirip lampu belakang Ertiga tapi dengan bentuk yang lebih proporsional.
Interior
Build quality interior juga cukup baik, tentunya dengan hard plastic tapi tidak terkesan murahan. Panel pintu juga tebal, sehingga pintu juga terasa kokoh. Desain dashboard juga menyenangkan dilihat, tidak se-plain adik kandungnya yaitu Suzuki Swift ST. Juga ada ornamen krom di samping head unit.
Panel speedometer masih sederhana tidak terdapat MID seperti SX4 versi facelift. Odometer sudah digital sehingga enak dilihat.
Ane suka dengan keberdaan MID di dashboard tengah yang cukup informatif. Terdapat jam digital, termometer untuk suhu luar ruangan, dan informasi konsumsi BBM per kilometer. Headunit terintegrasi terlihat rapi dan terdapat audio steering switch, jadi lebih mudah untuk pengoperasian headunit.
Di malam hari pencahayaan interiornya seragam berwana merah, dan walaupun warna merah seingat ane bukan warna yang menyejukkan tapi ane merasa merah di SX4 ini cukup nyaman di mata dan terlihat keren. Ambience kabin jadi terasa futuristik.
Segitiga pilar A yang unik dilihat dari luar tapi menimbulkan masalah jika dilihat dari dalam, saat berkendara segitiga pilar A ini kerap menjadi blindspot. Sehingga menyusahkan jika melihat ke arah samping kanan ataupun kiri.
Interior belakang cukup memuaskan, terdapat cup holder yang cukup praktis di panel pintu belakang.
Jika Readers pernah mengendarai Suzuki Swift pasti ingat betapa horornya legroom belakangnya, dan ketika mau mencoba SX4 sempet terlintas "Jangan..jangan mentok sana sini.." dan ternyata legroomnya lega sekali. Jok belakang walau agak tegak masih dalam tahap bisa diterima oleh punggung rakyat jelata seperti ane.
Bagasi belakang luas dan lega, bahkan pesaing sesama crossover seperti Nissan Juke yang sempit harus memberi hormat untuk kapasitas bagasi SX4. Jika Readers dalam menyambut hari raya kurban dan membeli seekor kambing sepertinya tidak perlu repot menyewa pick up, cukup masukkan saja ke bagasi SX4. Tapi sekali lagi don't try this with your SX4 :P
Mesin
Bagian mesin terasa inferior dibandingkan kehebatan desain eksterior. Mesin yang digunakan yaitu M15A mesin yang sama digunakan oleh Suzuki Swift ST. Mesin M15A 1500 cc DOHC ( Double OverHead Camshaft) VVT ( Variable Valve Timing) 16 valve mampu menghasilkan tenaga mencapai 100 PS pada 6000 RPM dan torsi maksimum 133 Nm pada 4000 RPM. Kalau mesin ini di Swift terasa pas karena bobotnya yang ringan, tapi untuk SX4 yang lebih berat 130 kg dari Swift terasa kalau mesin kedodoran dipakai berakselerasi.
Driving Impression
Pertama kali masuk mobil ini ane suka dengan build quality yang mantab, mulai dari handle pintu hingga panel pintu dalam. Pun ada detail kecil yaitu lingkaran lampu mengelilingi lubang kunci sehingga saat gelap Readers tidak kesulitan memasukkan anak kunci.
Ketika mulai berjalan seperti ane sebutkan di poin interior bahwa segitiga pilar A menyumbang blindspot yang cukup besar. Untungnya selain masalah pilar A tidak ada masalah berarti dalam hal pandangan keluar. Kaca kanan kiri sangat luas, berasa naik Nissan Serena generasi terakhir. 

Pandangan belakang juga ternyata luas.
Ketika mulai berjalan ane merasa setir mobil ini cukup berat. Dan untuk penggunaan stop and go tidak selincah kebanyakan hatchback.

Sedikit cerita dari test drive di canggu, memang Bali itu asyik, sempet salah fokus karena di belakang bule nggowes yang bajunya berkibar-kibar, juga diberikan pemandangan wanita Bali di pertigaan jalan dengan memakai kebaya bali yang anggun sedang meletakkan canang sari. 

Setiap hari, penganut agama Hindu di Bali mempersembahkan canang sari kepada Dewa sebagai tanda terima kasih atas pemberian rezeki pada hari itu.
Jadi jangan kaget kalau Readers melihat banyak bertebaran canang sari di depan rumah, warung, ataupun persimpangan jalan seperti ane lihat. Inilah indahnya Bali, keindahan alam, dipadu dengan kentalnya budaya, dan keberagaman ras dan suku di pulau ini.

Kembali ke topik test drive ini Readers, seperti ane duga dari catatan mesinnya, ketika ane coba masuk ke tol Bali Mandara, akselerasinya kurang menggigit. Dari 0 - 100 km/jam terasa bertahun-tahun untuk mencapainya. Ditambah unit SX4 yang ane kendarai telah menggunakan velg aftermarket 18", jadi juga cukup menambah berat beban mobil. 
Tapi Bantingan dan pengendalian ane berikan jempol, bantingan stiff khas Suzuki tapi masih tahap nyaman dan minim bodyroll. Selain itu ane suka sebagai crossover tentunya ground clearence tinggi, yang membuat daya jelajahnya cukup variatif.
Pricing
Untuk unit test SX4 Crossoveer ini saudara ane menebus dengan harga Rp 122 juta di Bali. Di kisaran harga sekian Readers bisa mendapatkan banyak pilihan hatchback tapi tentunya dengan fasilitas tidak selengkap SX4. Readers juga hrus menyiapkan dana sekitar Rp 2 juta untuk biaya pajak tahunan.
Kesimpulan
Sebuah crossover cantik dengan harga cukup terjangkau. SX4 punya rasa mobil Eropa, kepraktisan hatchback, dan daya jelajah compact SUV, sayang mesin yang jadi poin minus mobil ini.
Pros
- Desain cantik
- Bantingan dan handling mantab
- Harga terjangkau
- Build quality interior
- Fitur lengkap
Cons
- Mesin Kurang bertenaga
- Pilr A yang mengganggu
- Setir yang berat
Sedikit saran buat Readers yang ingin berburu unit bekas SX4 bisa mempertimbangkan berburu di Bali, selain banyak pilihan dengan kondisi prima juga sekalian bisa berlibur :P Selamat berburu Readers.. 











4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Rencana juga mau gantiin Splash dengan SX4 om. Hanya kuatir apa setir benar berat dan akselerasi tidak segahar Splash. Unitnya matic or manual itu yang dipakai? Dibanding mobil lain setirnya beneran berat ya? Masalah yang sudah ditemuin apa saja om? Thxs!

    ReplyDelete
  3. Kalau splash kebetulan ane blom test drive om yunianto.jadi ane cerita soal sx4nya aja ya, unitnya manual dan untuk setir memang agak berat tapi g sampai taraf mengganggu om. Untuk masalah yang ditemuin dari om ane selaku empunya mobil malah tidak ada penyakit khusus dari sx4, dan ane lebih percaya lagi karena 2 tahun berturut-turut memperoleh penghargaan mobil dengan kendala paling sedikit di kelas hatchback premium oleh JD Power and Assoiciates. Terima kasih sudah mampir ya om yunianto

    ReplyDelete
  4. Nice review om, kebetulan sy lagi galau mau ambil SX4 x-over ini apa Yaris s, sekalian tanya ya.
    1. Utk leg room belakang legaan mana yah? Trus posisi duduk belakang jg lebih nyaman yg mana? Terlebih utk perjalanan jauh
    2. Itu kursi belakang SX4 klo di lipat bisa rata lantai gak si om?
    3. Ada bunyi-bunyian aneh gak di sekitaran dashboard pas nyoba SX4?

    ReplyDelete