Moin Readers..kali ini ane bakal review mobil LCGC dari pabrikan Honda.. Mobil yang spesiesnya cukup sering bersliweran, dalam bentuk standar dan tidak jarang sudah dalam bentuk full modif. Jika Readers butuh mobil LCGC dan ingin mencicipi mesin VTEC Honda, monggo di lanjutkan baca review ini Reader.. let's check it out..
Intro
Apa itu LCGC..? LCGC ( Low Cost Green Car) adalah Sebuah program baru yang disahkan pemerintah di bawah Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk LCGC, program low carbon emission, mobil listrik, hybrid biodiesel. Awal kemunculannya banyak pro dan kontra, di satu pihak pro karena dengan program ini bisa membantu transportasi rakyat dengan menyediakan transportasi mobil murah, tapi di lain pihak berpendapat ini cuma akal-akalan produsen mobil untuk lebih ekspansif di pasar Indonesia.
Secara pribadi menurut ane LCGC lebih cocok disebut Low Cost not so Green Car. Kenapa ane bilang begitu, karena mobil LCGC ini memakai mesin konvensional, dan yang menurut ane mobil bermesin hibrid adalah contoh nyata green car yang sayangnya dijual dengan harga yang tidak murah.
Dan Honda Brio Satya adalah mobil LCGC dari pabrikan Honda. Pada awal diperkenalkan di Indonesia Honda Brio merupakan CBU yang didatangkan dari Thailand. Sampai pada September 2013 akhirnya Honda meluncurkan Honda Brio versi LCGC dengan nama Brio Satya dengan mesin 1200 cc VTEC. Brio berasal dari bahasa Italia yang artinya ceria dan bersemangat dan Satya berasal dari bahasa Sansekerta untuk setia. dengan 3 tipe yaitu dari trim terendah A, tipe menengah S dan full option tipe E. Untuk yang ane review kali ini adalah Honda Brio satya tipe S tahun 2015.
Eksterior
Di awal tahun 2014 ane kerap melihat Brio Satya bersliweran di jalan. Dan beruntungnya ane di awal tahun 2015 kawan kantor ada yang membeli Honda Brio Satya tipe S warna abu-abu, inilah saatnya mencicipi lebih jauh Honda LCGC ini. Awal melihat eksterior mobil ini ane jadi teringat waktu nge-hitnya honda wonder di tahun 90an. Sepertinya ini adalah mobil kembar beda generasi.
Tampak dari depan, ane sudah antusias dan menggumam ini adalah LCGC yang cantik daripada kompetitornya. Lampunya yang lentik dengan hiasan smoke di dalamnya dan gril yang simpel, membuat mobil ini terlihat seperti mama muda yang pintar bersolek. Melihat bagian samping, juga cantik sekali tanpa garis yang aneh-aneh dan cantiknya handle model tarik bukan ungkit seperti kompetitornya.
Tapi ketika ke bagian belakang ouchhh.. bagian yang menjadi bahan cercaan sebagian penggemar otomotif. Selembar kaca menjadi pintu belakang, untuk membukanya pun tidak ada tuas dari dalam mobil jadi harus puas membuka dengan mencolokkan kunci pada pintu bagasi tersebut. Logo di bagian belakang menggunakan gambar bunga melati, sesuai dengan regulasi untuk mobil LCGC yaitu pemberian logo yang mempunyai unsur Indonesia.
Untuk pelek di tipe S menggunakan pelek kaleng ring 14 tapi disediakan dop kelir silver untuk mempercantik tampilannya. Menggunakan ban Dunlop Enasave EC300 kinerjanya sangat baik, selain itu Dunlop Enasave juga mendapat review positif untuk penggunaan bahan yang ramah lingkungan.
Interior
Untuk dashboard sejujurnya secara desain ane suka dikarenakan referensi semasa kecil ane mobil-mobil dengan dashboard warna kusam dan kaku. Warna dashboard two tone hitam coklat terlihat cantik, tampilan speedometer dengan MID yang cukup lengkap dari indikator bensin, rata-rata jarak tempuh per liter bbm, odomoter, dan trip meter. Indikator Eco Driving juga merupakan gimmick yang cukup menarik juga terdapat di speedometer, dengan eco driving inilah sekolah untuk kaki kanan memainkan pedal gas. Kita bisa mengejar konsumsi bahan bakar yang efisien. Pengaturan pada ac juga lengkap dibandingkan dengan LMPV Toyota dan Daihatsu, ada tuas pengaturan kecepatan blower, tingkat kedinginan, arah hembusan serta sirkulasi. Cup holder bertebaran di pintu dan konsol tengah. Warna interior terlihat mewah dengan warna beige yang terang, sebagai tips bagi Readers yang punya anak kecil akan lebih baik kalau diberikan sarung jok.
Tetapi dari semua kelebihan dashboard Brio sayang sekali menurut ane build quality terkesan murahan, dan panel gap juga dimana-mana. Yang disayangkan lagi menurut ane adalah headrest depan yang menyatu di jok, jadi tidak bisa diatur untuk posisi dan ketinggian headrest.
Ane mencoba duduk di bangku belakang, untuk legroom bagi ane tinggi 175 cm tidak merasakan sempit, lutut masih jauh dari punggung jok depan. Hanya saja ketika digunakan di jalan ane agak miris dengan posisi kaca belakang yang rasanya dekat banget dengan kepala ane.
Untuk bagasi Brio, ehmmm.. ya begitulah..jangan berharap ruang seluas lapangan bola ataupun komoditas tipikal Honda di Jazz. Bagasi sempit dibandingkan duo Agya Ayla, tetapi jika anda hanya ingin membawa galon air mineral ataupun tas ransel untuk perjalanan bagasi ini masih bisa mencukupi kebutuhan Readers.
![]() |
Bokong yang tertukar |
Tampak dari depan, ane sudah antusias dan menggumam ini adalah LCGC yang cantik daripada kompetitornya. Lampunya yang lentik dengan hiasan smoke di dalamnya dan gril yang simpel, membuat mobil ini terlihat seperti mama muda yang pintar bersolek. Melihat bagian samping, juga cantik sekali tanpa garis yang aneh-aneh dan cantiknya handle model tarik bukan ungkit seperti kompetitornya.
![]() |
Si cantik Brio |
Tapi ketika ke bagian belakang ouchhh.. bagian yang menjadi bahan cercaan sebagian penggemar otomotif. Selembar kaca menjadi pintu belakang, untuk membukanya pun tidak ada tuas dari dalam mobil jadi harus puas membuka dengan mencolokkan kunci pada pintu bagasi tersebut. Logo di bagian belakang menggunakan gambar bunga melati, sesuai dengan regulasi untuk mobil LCGC yaitu pemberian logo yang mempunyai unsur Indonesia.
![]() |
Not Booty latina |
![]() |
Lingkar roda Brio |
Interior
![]() |
Dashboard Brio |
![]() |
Cabin ambience |
![]() |
Konsol tengah |
Untuk dashboard sejujurnya secara desain ane suka dikarenakan referensi semasa kecil ane mobil-mobil dengan dashboard warna kusam dan kaku. Warna dashboard two tone hitam coklat terlihat cantik, tampilan speedometer dengan MID yang cukup lengkap dari indikator bensin, rata-rata jarak tempuh per liter bbm, odomoter, dan trip meter. Indikator Eco Driving juga merupakan gimmick yang cukup menarik juga terdapat di speedometer, dengan eco driving inilah sekolah untuk kaki kanan memainkan pedal gas. Kita bisa mengejar konsumsi bahan bakar yang efisien. Pengaturan pada ac juga lengkap dibandingkan dengan LMPV Toyota dan Daihatsu, ada tuas pengaturan kecepatan blower, tingkat kedinginan, arah hembusan serta sirkulasi. Cup holder bertebaran di pintu dan konsol tengah. Warna interior terlihat mewah dengan warna beige yang terang, sebagai tips bagi Readers yang punya anak kecil akan lebih baik kalau diberikan sarung jok.
Tetapi dari semua kelebihan dashboard Brio sayang sekali menurut ane build quality terkesan murahan, dan panel gap juga dimana-mana. Yang disayangkan lagi menurut ane adalah headrest depan yang menyatu di jok, jadi tidak bisa diatur untuk posisi dan ketinggian headrest.
![]() | |
Legroom Belakang |
![]() |
Harap diabaikan segala bawaan owner hehe |
Mesin
![]() |
Let me salute this VTEC |
Mesin 1200 cc dengan VTEC empat silinder dengan tenaga sebesar 88 Ps dan torsi 11,1 Kg.m. Tenaga paling besar di kelas LCGC dan tanpa ragu ane akan vote Brio satya untuk bagian mesin. Fuel consumption menurut pemakaian owner sehari-hari juga bisa tembus 17 km / liter. Ane sendiri juga pernah mengendarai Brio untuk komuter dalam kota dan perjalanan luar kota Madiun - Blitar juga merasakan excitement yang luar biasa. Tidak bisa dibandingkan dengan pemakaian mobil big size MPV atau sedan, tapi ini adalah city car ternyaman yang pernah ane rasakan untuk perjalanan luar kota. Mesin seakan tidak pernah kehilangan tenaga, untuk menyalip kendaraan besar juga ane tidak merasa grogi. Jelas untuk sektor mesin ane bisa memberikan hormat untuk kinerjanya.
Driving Performance
Ane mencoba mobil ini untuk perjalanan dalam kota maupun luar kota, sebagai mobil yang ditakdirkan sebagai city commuter Brio Satya tetap memberikan excitement di perjalanan luar kota. Lebih tepatnya perjalanan Madiun Blitar, dengan trek bervariasi seperti jalur cepat antar provinsi antara Caruban - Nganjuk, jalur rusak dan berlubang antara Nganjuk - Kediri, dan jalur menyalip truk besar antara Kediri - Blitar. Semua trek tersebut bisa dilahap dengan mantab, dan ane tetap merasa fun to drive layaknya mengendarai sedan. Untuk bantingan tidak terlalu empuk tetapi bisa menyumbangkan handling yang mumpuni di jalur berbelok-belok. Untuk driving impression ane acungi dua jempol kecuali jika Readers adalah gerombolan si berat yang berkeliling beramai-ramai karena ground clearence Brio yang cukup pendek sehingga rawan mentok jika bertemu dengan polisi tidur atau tanjakan curam.
Kesimpulan
Readers keluarga kecil yang sering berkeliling kota dan sesekali pelesir keluar kota? This is your choice. Readers sosialita yang sering parkir di mall? This LCGC still give you Pride. Readers ingin modifikasi mobil biar terlihat kece? tons of mod reference out there. Mobil LCGC yang bisa memberikan banyak pilihan imajinasi bagi Readers, memuaskan untuk mesin dan driving impression dah meh di bokong dan build quality.
Pros:
-Desain yang mudah untuk dipercantik
-Mesin powerful untuk kelas LCGC
-Irit
-Fun to drive
Cons:
-Build quality dashboard kurang mewah
-Bokong yang terhina
-ground clearence rendah
Pricing
Brio Satya tipe S kelahiran 2015 saat ini bisa Readers tebus dengan kisaran Rp 115 juta untuk Wilayah Jawa Timur. Untuk pajak tahunan Readers bisa menyiapkan dana Rp 1.470.000,-, cukup murah untuk mobil keluaran tahun 2015. Untuk range harga sekian Readers bisa juga mempertimbangkan Toyota Agya G 2015 atau Datsun Go T Option tahun 2015. Semoga bisa membantu referensi Readers..