Iklan 1

Wednesday, May 18, 2016

Holden Commodore SL Tahun 1982, Singa Mangkrak Penghuni Garasi

Moin Readers.. Berbicara tentang Holden apa yang terpikir di benak Readers? Kalau dari awal ane terbayang tentang mobil lawas dengan model-model ala muscle car Amerika. Nah kebetulan ada seonggok Holden penghuni garasi karena jarang dipakai. 
Tentang Sejarah Holden di Indonesia
Holden merupakan merk mobil asal Australia. Bernaung di bawah bendera GM Holden Ltd. yang berbasis di Australia. Holden pertama kali masuk di pasar Indonesia di tahun 1960. ATPM ( Agen Tunggal Pemegang Merk) yang memasarkan Holden adalah PT Indauda (Udatimex). Pada tahun 1981 Holden Gemini menjadi armada taksi sehingga nama Holden makin familiar di Indonesia. Tapi sayangnya di tahun 1983 Holden hilang di peredaran Indonesia seiring pengambil alihan PT Indauda oleh keluarga Soeharto. Sampai saat ini jumlah penggemar Holden retro ini tak pernah berkurang. Berbagai varian Holden yang pernah masuk di Indonesia adalah Holden Special, Kingswood, Premiere, Belmont, Statesman, Torana, Monaro, Sunbird, Commodore, Aska, Camira, Gemini, dan Calais.

Holden yang mangkrak di garasi adalah Holden Commodore SL tahun 1982. Mobil ini mangkrak karena jarang dipakai. Biasanya digunakan Bapak untuk sekedar keliling kota disaat off pekerjaan beliau. Ane sendiri sesekali menggunakan untuk jalan-jalan keliling kota Blitar. Holden Commodore SL memang bukan tipe Holden yang diburu oleh penggemar Holden, karena bentuk eksterior yang tanggung, tidak seretro Holden Special atau ikonik 'muscle car' seperti Holden Monaro.


Dari keseluruhan body, menurut ane bagian depan ini kurang ganteng. Bentuk lampu kotak jadi tidak berkesan klasiknya.

Bagian samping dengan tarikan garis yang aman, tidak ada kesan aneh-aneh. Dan kalau Readers melihat dari samping pasti merasa mobil ini bongsor, yup Readers.. mobil ini khas mobil-mobil Eropa dan Australia. Besar dan menghabiskan tempat di jalanan.


Bagian belakang ini cantik, lampu model retro serasi dengan identitas mobil tahun 1980an.

Made in Australia

Untuk desain interior bagus untuk mobil di tahunnya, walaupun memang Commodore yang ane pakai ini kondisi interiornya masih belum direkondisi. Jadi masih ada beberapa bagian yang tambal sulam dan mengalami kerusakan.

Kalau untuk jok depan dan belakang bisa ane acungi jempol, empuknya bagai sofa rumah. Kabin juga luas sekali, legroom depan dan belakang sangat melimpah, dan itu wajar karena dimensi sedan ini yang bongsor, dengan panjang 4.608 mm, lebar 1.722 mm, tinggi 1.363 mm, dan jarak sumbu roda 2.668 mm.
Mesin yang digunakan yaitu 2,85 liter 6 silinder yang mampu mengeluarkan tenaga maksimal hingga 98 HP. Dan konsumsi bbmnya akan ane bahas di point test drive.
Sehari bersama Holden Commodore SL

Sebelum memulai berkeliling dengan Holden ini ane bawa ke tempat cuci mobil dulu biar buluknya sedikut berkurang.
Rencana perjalanan menuju Trenggalek dengan asumsi jarak tempuh 60 km sehingga jarak pulang-pergi sekitar 120 km,start dari Blitar dimulai di pukul 11.00 WIB.

Perjalanan dimulai dan ane membeli premium di SPBU Pakunden Blitar sebanyak Rp 100.000,- atau setara dengan 15,5 liter.
Perjalanan Blitar-Trenggalek melewati Tulungagung dengan kontur medan bervariasi antara jalur luar kota dan jalur perkotaan.
Feel berkendara mobil ini nyaman dan kebetulan Holden yang ane kendarai fitur ACnya cukup dingin.
Pelek yang digunakan diganti dengan pelek 17 inchi dan ban   , tidak mengurangi kenyamanan mobil ini. Kalaupun harus diadu dengan kenyamanan berkendara LMPV ataupun small sedan jaman sekarang, Holden Commodore masih lebih nyaman.
Akhirnya di pukul 12.30 WIB ane sampe di kota Trenggalek untuk sekedar makan lodho, membeli sedikit jajanan khas Trenggalek, dan bertemu kawan di Kota Trenggalek. Akhirnya di jam 17.00 WIB ane pulang ke Kota Blitar dengan rata-rata kecepatan 50-60 km/jam.

Sesampai d kota Blitar ane merasakan setir yang berat dan berbunyi grek grek, ternyata ada kebocoran pelumas power steering sehingga ane mampir membeli pelumas power steering. Untuk Readers yang berminat dengan mobil tua memang harus siap dengan resiko yang tak terduga seperti yang ane alami.

Sampai di rumah di jam 19.00 WIB, dan ane perkirakan bbm Rp 100 ribu telah habis. Dari perhitungan ane, 15,5 liter untuk 120 km jadi konsumsi bbm 1:7,7 liter dengan kondisi jalan bervariatif.
Bagaimana kesimpulan menggunakan Holden ini?
Kalau dibandingkan dengan mobil LCGC jaman sekarang dengan konsumsi 1: >15 liter tentunya Holden sangat inferior. Tapi dengan kepuasan berkendara yang nyaman dan pastinya dengan body yang bongsor Readers akan merasakan aura muscle car ala Amerika walaupun mesinnya masih dibawah 3 liter dan belum V8 hehe.
Dan di artikel ini ane tidak akan merekomendasikan ataupun mereferensikan Holden ini.  Karena bagi penggemar mobil klasik ataupun penggemar Holden tidak akan ada patokan pasti kelebihan dan kekurangan sebuah mobil, tapi yang jelas ane menikmati sekali mengendarai Holden Commodore SL ini. Salam Blarr Readers..




No comments:

Post a Comment