Iklan 1

Saturday, June 11, 2016

Menyambut Perjalanan Mudik, Persiapkan Kendaaran Readers..


Lebaran tentunya menjadi saat-saat yang ditunggu bagi umat muslim dan para perantauan. Karena bagi para perantau, lebaran adalah momen saat melakukan ritual tahunan, yaitu mudik lebaran. Jutaan perantau melakukan perjalanan dari kota tempat mencari nafkah menuju kota asal tercinta. Moda transportasi yang digunakan pun bermacam-macam, menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Nah untuk para Readers yang menggunakan mobil sebagai kendaraan sebagai sarana mudik bisa membaca tip berikut ini.
1. Periksa sistem pelumas mobil


Readers sangat ane sarankan untuk mengecek oli mesin dan perseneling sebelum berangkat. Dan jika mobil Readers adalah mobil berpenggerak roda belakang, jangan lupa untuk mengecek oli gardan. Disarankan mengganti oli tiap 2500 km, sedangkan jika oli yang Readers gunakan adalah oli sintetik maka bisa melakukan penggantian setiap 5000 km.
2. Periksa minyak rem

Pastikan Readers memeriksa minyak rem. Idealnya minyak rem dikuras dan diganti setiap 20.000 km atau satu kali setahun (mana yang tercapai lebih dahulu), periksa juga kondisi rem tangan.
3. Tune-up

Readers sangat disarankan untuk mengecek platina, busi, saluran gas buang. Pastikan Readers juga mengecek kebersihan karburator, injector dan sistem saluran bahan bakar. Jadi menghindarkan Readers dari kejadian mobil mogok sewaktu-waktu.
4. Mengecek air radiator dan air aki

Walaupun terlihat sepele air radiator bisa sangat krusial, karena jika mobil kekurangan air bisa mengakibatkan mesin overheat dan macet. Untuk Accu (aki) jangan lipa untuk memastikan kondisi air aki di batas level yang dianjurkan. Selain itu Readers bisa mengecek sekering, kabel-kabel dan alternatornya. Untuk terminal aki, dan kabel massa bodi  mobil harus dibersihkan.
5. Tekanan angin

Readers juga wajib mengecek tekanan angin. Karena dengan kondisi ban yg terlalu kempes bisa mengakibatkan perputaran roda yang lebih berat dan mengakibatkan konsumsi bahan bakar lebih boros. Dan yang fatal bisa mengakibatkan efek perataan (flapping effect) yang mengakibatkan ban gampang pecah.
6. Perlengkapan P3K

Ketersediaan kotak P3K di dalam mobil menjadi salah satu perlengkapan yang penting. Peristiwa darurat yang menyangkut keselamatan pebgemudi maupun penumpang saat dalam perjalanan dapat diatasi dengan obat-obatan yang tersedia dalam kotak P3K. Selain obat-obatan untuk kondisi darurat, Readers jangan lupa menyiapkan obat cadangan untuk kondisi sakit tertentu untuk penumpang dan pengendara.
7. Periksa ban cadangan, dongkrak, dan segitiga

untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ban kempes di tengah perjalanan, Readers wajib mengecek ban cadangan, dongkrak, dan segitiga.
8. Persiapkan pengetahuan akan jalur perjalanan

Walaupun saat ini banyak sekali fitur GPS di mobil ataupun handphone, tidak ada salahnya Readers juga mengetahui jalur-jalur perjalanan yang akan dilewati, seperti jalur alternatif, fasilitas umum dan rest area.
9. Persiapkan fisik Readers

Setelah mobil Readers dirasa telah prima, sekarang persiapkan kondisi badan Readers untuk perjalanan mudik. 
Nah, itulah tips dari ane, semoga bermanfaat untuk perjalanan mudik Readers. Have a safe trip Readers..

Friday, June 10, 2016

Proyek Kedua: Civic Generasi Keenam! Honda Ferio tahun 1996


Moin Readers.. berbicara tentang modifikasi, nama Honda Civic tentunya masuk di daftar bahan modifikasi yang menyenangkan. Banyak rujukan modifikasi untuk setiap generasi Civic. Nah untuk Ketua Freeline Chapter Madiun, Agus Setiawan, sepertinya Civic adalah proyek favoritnya. Sempat memodifikasi Honda Grand Civic tahun 1990, bisa disebut ini adalah proyek pertama modifikasinya.

Setelah puas mendandani Honda Civic generasi keempat ini, Agus mulai berburu Civic keduanya. Honda Civic generasi keenam alias Civic Ferio yang menjadi buruannya.
Awal perjalanannya pun tidak mudah karena Agus ingin mencari Honda Civic Ferio warna putih, dan warna putih original untuk Honda Civic Ferio tergolong langka karena memang unit ini limited edition dari Civic Ferio di Indonesia. Agus pun rela berburu Civic Ferio hingga ke Jakarta.





Setelah mendapatkan hasil buruannya proyek kedua pun dimulai. Konsep awal yang dituju adalah street racing.

Dimulai dengan pengantian velg standar bawaan Honda dengan Volk Rays CE28 lebar 7/8,25 dibalut dengan ban Accelera ukuran R15/55/185 ditambah dengan cover rem Brembo. Dengan pemakaian velg beraura JDM ini tentu aneh jika suspensi dan kaki-kaki tidak dirubah.

Agus pun memboyong spring Tein pro kit, selain menurunkan ground clearence mobil, Tein juga diklaim mampu meningkatkan handling dari Ferio ini. Kaki-kaki juga diperkuat dengan penggunaan LCA set.

Untuk headlamp smoke black membuat mata belo gerio lebih galak. Grill depan, lip depan belakang memakai Type R.

Untuk buritan ditambahkan spoiler Mugen untuk menambah aura street racing.
Penambahan sensor parkir belakang juga diharapkan mampu menjaga buritan cantiknya menabrak obyek yang tidak diinginkan. Untuk kenyamanan saat berkendara, maka ditambahkan pula kaca film 3 M full di setiap kaca.



Untuk interior Agus merubah jok standar bawaan pabrik dengan jok rep Bride dan seatbelt Takata green. Warna merah dan hijaunya cukup sukses menambah aura sporty di interior. Setir menggunakan OMP Drift dengan boskit, ditambah speedometer indiglow, tachometer Pivot, dan shift knob Mugen. Untuk piranti hiburan dipercayakan dengan head unit Pioneer.

Beralih ke mesin, semua pengerjaan dipercayakan oleh bengkel Hagios Speed Madiun. Mesin standart harian kombinasi P08, kabel busi menggunakan blue thunder 4 core, oil carb Mugen, filter KNN, selang-selang mesin Samco biru, dan penambahan strut bar depan OEM Ferio untuk mengunci kedua bilah sokbreker kanan dan kiri, meningkatkan stabilitas ketika menghajar tikungan di kecepatan tinggi. Gas buang dialirkan oleh Exaust header 4-1 panjang, dan mufler fujisutbo, menjamin raungan mesin menjadi lebih galak.


Proyek kedua telah rampung, dengan total biaya modifikasi dan balik nama berkisar Rp 40 juta, dan sebuah perjalanan panjang dari berburu unit hingga dress up menjadi cantik. Jadi Readers mungkin berminat untuk berburu proyek modifikasi?

Spesifikasi :
- Mesin standart harian kombinasi head P08
- Kabel busi blue thunder 4 core
- Oil carb mugen
- Filter KNN
- Strutbar dpn oem ferio
- Selang2 mesin samco biru
- Head lamp smoke black
- Gril dpn type R
- Lips bumper type R dpn & belakang PU
- Sensor parkir belakang
- LCA set
- Velg Volk Rays CE 28 lebar 7-8.25 ban accelera, R15/55/185, cover brembo
- Spring tein pro kit
- Exaust header 4-1 panjang, mufler fujisutbo
- Spoiler mugen rep
- kaca film 3M full
- Jok rep bride
- Seat belt takata green
- Head unit pioner set
- Stir OMP drift + boskit
- Speedometer indiglo
- Tachometer pivot
- shift Knob Mugen pjg

Saturday, May 21, 2016

Grand New Avanza G 1.3 tahun 2016, Peningkatan Maksimal Trah Avanza

Moin Readers.. Waktu pertama kali melihat Avanza Generasi ketiga sebenarnya ane tidak begitu antusias untuk mencoba Avanza dengan embel-embel Grand New Avanza ini. Apalagi sekilas melihat jika saja tidak ada perubahan di fascia depan mungkin mobil ini terlihat seperti facelift biasa, karena bagian eksterior samping dan depan yang sama walau di belakang ada perubahan sedikit di lampu belakang.
Tapi ketika berkesempatan mencoba mobil ini sepertinya ane harus mengakui generasi ketiga ini bukan sekedar facelift.
Intro
Toyota Avanza merk LMPV (Low Multi Purpose Utility Vehicle) ini telah mengalami 3 kali pergantian generasi sejak pertama diluncurkan. Generasi pertama dipasarkan kurun waktu tahun 2003 hingga 2011, sedangkan generasi kedua dipasarkan di tahun 2011 hingga 2015 dengan nama All New Avanza. Di bulan Agustus 2015, Toyota meluncurkan generasi ketiga Avanza yaitu Grand New Avanza. Sepertinya Toyota terobsesi dengan kata Grand, hingga dari Kijang Grand Extra, Grand New Kijang Innova dan akhirnya di Grand New Avanza.
Semoga kelak tidak menular di kelas LCGC dengan menelurkan Grand Agya, sepertinya agak aneh kalau itu sampai kejadian hihi.
Di Generasi ketiga ini ane akan fokus membahas tipe G 1.3 karena memang ini unit review artikel ini. Selain mendapatkan perubahan di sisi eksterior, berikut ini yang diberikan di generasi terbaru Grand New Avanza : Side impact beam, ABS, Isofix untuk kursi bayi, Immobilizer, Center Head Rest di baris kedua, 3 point seat belt di semua kursi, power window dengan jam protection di sisi pengemudi, peringatan seat belt untuk penumpang depan, mesin 1NR-FE dengan teknologi dual VVTi.
Eksterior

Yang paling signifikan perubahan Grand New Avanza adalah tampilan depan. Terlihat mirip dengan fascia depan Toyota Highlander, dengan headlamp tajam,gril besar, dan foglamp bulat. Sekilas dilihat dari depan posisi antena radio masih seperti yang lama di atas pilar A mobil dengan model tarik, lebih bagus jika menggunakan model di atas atap.

Tampilan depan bagus, hampir tidak ada yang salah, cuma karena bagian samping yang minim perubahan jadi sekilas moncong mobil terlihat cingkrang dibanding garis body. Di bagian samping hanya ada perubahan side body moulding dan tambahan eblem dual VVTI di bawah kaca spion. Untuk pelek memang berubah dengan model baru tetapi karena tidak terlalu signifikan sepertinya banyak orang awam yang akan melewatkan perubahan pelek ini.

Bagian belakang juga tidak ada perubahan, hanya bentuk lampu belakang Yang mendapat tambahan dan menyatu sampai ke tuas bagasi belakang. Lampu rem pada spoiler atas juga lebih memanjang, untuk faktor keselamatan saat berkendara.
Interior
Ada penampakan mohon diacuhkan


Perubahan yang mencolok dari interior adalah perubahan warna dari 2-tone hitam dan cream menjadi hitam dan coklat. Untuk head unit juga lebih bagus dengan head unit 2 din warna hitam mengkilat. Juga di bawah head unit selain terdapat lampu hazard seperti versi sebelumnya, juga dilengkapi dengan peringatan seatbelt untuk penumpang depan.

Kontrol panel di dashboard juga mendapatkan perubahan. Bakclite lampu lebih terang dari versi sebelumnya. selain itu juga terdapat tambahan Eco drive indikator. Sehingga jika pengendaraan Readers sesuai dengan kriteria Eco drive Toyota maka lampu indikator akan menyala.

Untuk legroom depan, kedua, dan belakang hampir tidak berubah, tetap lega di bangku depan dan kedua, tapi menyiksa di bangku belakang. 

Di bangku kedua terdapat perubahan yaitu penambahan seatbelt 3 titik untuk penumpang tengah sehingga penumpang tengah bisa lebih safe. Dan penambahan head rest tengah sehingga penumpang kedua di bagian tengah tidak lagi tersiksa tanpa head rest. Untuk bangku belakang kini tidak lagi menyatu tetapi terbelah dua sehingga bisa dilipat sebagian, kanan atau kiri.
Ruang bagasi tidak ada perubahan, dengan kondisi bangku belakang terpakai maka bisa membawa 4 galon air mineral.
Mesin

Bagian mesin ini lah yang digembor-gemborkan oleh Toyota. Teknologi Dual VVTi yang lebih bertenaga dan lebih irit konsumsi bahan bakar. Penggunaan mesin 1NZ-FE 1.3 L 4 silinder DOHC  Dual VVTi menggantikan mesin K3-VE. Mesin menghasilkan daya 96,5 PS pada 6000 RPM, sehingga ada kenaikan daya 4,5 PS dari mesin Avanza sebelumnya yang hanya menghasilkan 92 PS pada 6000 RPM.
Driving Impression


Kalau awal ekspektasi ane tentang Grand New Avanza memang tidak seberapa antusias ternyata setelah duduk di belakang kemudi, sepertinya ane berubah pikiran. Posisi duduk sebagai driver lebih rendah dari All New Avanza dan menurut ane itu lebih nyaman. Cuma kelemahan dari jok yang sekarang berasa lebih pendek sehingga headrest harus ane naikkan agar as dengan posisi kepala. Awal menyalakan mobil, suara start engine lebih halus dan suara mobil pun lebih hening daripada All New Avanza. Kalau klaim Toyota bahwa kesenyapan kabin sekarang lebih baik 19 %, ane setuju karena mesin Dual VVTi yang lebih minim getaran dan penambahan peredaman kabin dan kap mesin sukses mengurangi kebisingan. Untuk bantingan suspensi lebih lembut dan nyaman.
Tapi dari sekian upgrade yang positif, ada satu yang tetap dari Grand New Avanza yaitu sensasi pengendaraan yang limbung. Walaupun dari tiap generasi rasa limbung ini terkoreksi sedikit demi sedikit, tapi tetap terasa menakutkan untuk mengebut menggunakan Grand New Avanza.
Pricing
Unit baru Grand New Avanza tipe G 1.3 MT bisa ditebus dengan harga Rp 202.300.000,-. Harga yang telah menembus angka diatas Rp 200 juta untuk kelas LMPV yang memang tidak lagi murah. Kalau Readers bisa berminat dengan Grand New Avanza dengan budget di bawah Rp 200 juta bisa melirik Grand New Avanza Tipe E yang ditawarkan Rp 195.400.000,- dan dengan speak-speak iblis siapa tahu salesnya bisa memberikan diskon besar hehe.
Kesimpulan
Sebuah upgrade yang bagus dari Grand New Avanza, lebih hening, lebih nyaman, dan lebih aman. Sayang pengendalian yang limbung tetap terasa.
Pros
- Model depan yang garang
- Bantingan yang lebih nyaman
- Kabin lebih senyap
- safety untuk penumpang 
- safety untuk mobil dengan tambahan immobilizer
Cons
- Pengendalian yang limbung
- Harga yang tidak bisa dibilang murah
Sekian review ane Grabd New Avanza tipe G 1.3 MT untuk Readers semua. Monggo jika Readers ingin berkoentar atau sekedar bertanya di kolom komentar. 



Friday, May 20, 2016

See You Again Toyota FJ Cruiser


Moin Readers.. Toyota FJ Cruiser sebuah produk penyambung sejarah Toyota FJ40 yang legendaris. Hal ini juga dilakukan Toyota dalam meneruskan kedigdayaan Toyota Corolla AE86 dengan Toyota FT86.
Toyota Land Cruiser FJ40

Toyota FJ40 merupakan SUV Toyota yang diproduksi dari rentang waktu tahun 1960 hingga 1985. SUV ini begitu disukai di zamannya hingga sekarang karena ketangguhannya dan model garang yang timeless. Di Indonesia FJ40 lebih dikenal sebagai Toyota Hardtop ini menjadi mobil yang diburu oleh para pehobi dengan harga yang fantastis.

Nah tentunya dengan sejarah FJ40 yang begitu kuat, akhirnya Toyota memproduksi Toyota FJ Cruiser, sebuah reinkarnasi dari Toyota FJ40 aka Toyota Hardtop. Pertama kali diperkenalkan di Detroit Motor Show tahun 2003 sebagai mobil konsep, dan dijual resmi di tahun 2006. 


Body FJ Cruiser terlihat tetap seperti mobil konsep yang canggih, tetapi sekali lihat penggemar Toyota Hartop pasti langsung sadar bahwa FJ Cruiser adalah reinkarnasi yang sempurna dari Hardtop. Tentunya fascia depan dengan lampu membulat mengapit gril hitam dengan tulisan Toyota dikelilingi lips warna putih dan atap warna putih adalah trade mark dari Toyota Hardtop.
Tetapi yang mengagetkan di bulan Agustus 2016 ini Toyota memutuskan untuk menghentikan produksi FJ Cruiser. Kenapa Toyota? Penjualan Toyota FJ Cruiser yang rata-rata berkisar 20.000 unit per tahun kurang menggembirakan bagi Toyota. Dan pasar FJ Cruiser head to head to head dengan Jeep Wrangler, tentunya di pasar Amerika merk Amerika lebih dominan dibandingkan merk Jepang.
Tony Cramb selaku Executive Director of Sales and Marketing Toyota Australia pun mengatakan bahwa FJ Cruiser akan dikenang sebagai kendaraan paling ikonik di sejarah SUV Toyota dan membawa energi baru untuk merk Toyota.
Semoga kelak akan muncul lagi legenda-legenda baru di line up mobil Toyota. Auf Wiedersehen Toyota FJ40.!



Wednesday, May 18, 2016

Holden Commodore SL Tahun 1982, Singa Mangkrak Penghuni Garasi

Moin Readers.. Berbicara tentang Holden apa yang terpikir di benak Readers? Kalau dari awal ane terbayang tentang mobil lawas dengan model-model ala muscle car Amerika. Nah kebetulan ada seonggok Holden penghuni garasi karena jarang dipakai. 
Tentang Sejarah Holden di Indonesia
Holden merupakan merk mobil asal Australia. Bernaung di bawah bendera GM Holden Ltd. yang berbasis di Australia. Holden pertama kali masuk di pasar Indonesia di tahun 1960. ATPM ( Agen Tunggal Pemegang Merk) yang memasarkan Holden adalah PT Indauda (Udatimex). Pada tahun 1981 Holden Gemini menjadi armada taksi sehingga nama Holden makin familiar di Indonesia. Tapi sayangnya di tahun 1983 Holden hilang di peredaran Indonesia seiring pengambil alihan PT Indauda oleh keluarga Soeharto. Sampai saat ini jumlah penggemar Holden retro ini tak pernah berkurang. Berbagai varian Holden yang pernah masuk di Indonesia adalah Holden Special, Kingswood, Premiere, Belmont, Statesman, Torana, Monaro, Sunbird, Commodore, Aska, Camira, Gemini, dan Calais.

Holden yang mangkrak di garasi adalah Holden Commodore SL tahun 1982. Mobil ini mangkrak karena jarang dipakai. Biasanya digunakan Bapak untuk sekedar keliling kota disaat off pekerjaan beliau. Ane sendiri sesekali menggunakan untuk jalan-jalan keliling kota Blitar. Holden Commodore SL memang bukan tipe Holden yang diburu oleh penggemar Holden, karena bentuk eksterior yang tanggung, tidak seretro Holden Special atau ikonik 'muscle car' seperti Holden Monaro.


Dari keseluruhan body, menurut ane bagian depan ini kurang ganteng. Bentuk lampu kotak jadi tidak berkesan klasiknya.

Bagian samping dengan tarikan garis yang aman, tidak ada kesan aneh-aneh. Dan kalau Readers melihat dari samping pasti merasa mobil ini bongsor, yup Readers.. mobil ini khas mobil-mobil Eropa dan Australia. Besar dan menghabiskan tempat di jalanan.


Bagian belakang ini cantik, lampu model retro serasi dengan identitas mobil tahun 1980an.

Made in Australia

Untuk desain interior bagus untuk mobil di tahunnya, walaupun memang Commodore yang ane pakai ini kondisi interiornya masih belum direkondisi. Jadi masih ada beberapa bagian yang tambal sulam dan mengalami kerusakan.

Kalau untuk jok depan dan belakang bisa ane acungi jempol, empuknya bagai sofa rumah. Kabin juga luas sekali, legroom depan dan belakang sangat melimpah, dan itu wajar karena dimensi sedan ini yang bongsor, dengan panjang 4.608 mm, lebar 1.722 mm, tinggi 1.363 mm, dan jarak sumbu roda 2.668 mm.
Mesin yang digunakan yaitu 2,85 liter 6 silinder yang mampu mengeluarkan tenaga maksimal hingga 98 HP. Dan konsumsi bbmnya akan ane bahas di point test drive.
Sehari bersama Holden Commodore SL

Sebelum memulai berkeliling dengan Holden ini ane bawa ke tempat cuci mobil dulu biar buluknya sedikut berkurang.
Rencana perjalanan menuju Trenggalek dengan asumsi jarak tempuh 60 km sehingga jarak pulang-pergi sekitar 120 km,start dari Blitar dimulai di pukul 11.00 WIB.

Perjalanan dimulai dan ane membeli premium di SPBU Pakunden Blitar sebanyak Rp 100.000,- atau setara dengan 15,5 liter.
Perjalanan Blitar-Trenggalek melewati Tulungagung dengan kontur medan bervariasi antara jalur luar kota dan jalur perkotaan.
Feel berkendara mobil ini nyaman dan kebetulan Holden yang ane kendarai fitur ACnya cukup dingin.
Pelek yang digunakan diganti dengan pelek 17 inchi dan ban   , tidak mengurangi kenyamanan mobil ini. Kalaupun harus diadu dengan kenyamanan berkendara LMPV ataupun small sedan jaman sekarang, Holden Commodore masih lebih nyaman.
Akhirnya di pukul 12.30 WIB ane sampe di kota Trenggalek untuk sekedar makan lodho, membeli sedikit jajanan khas Trenggalek, dan bertemu kawan di Kota Trenggalek. Akhirnya di jam 17.00 WIB ane pulang ke Kota Blitar dengan rata-rata kecepatan 50-60 km/jam.

Sesampai d kota Blitar ane merasakan setir yang berat dan berbunyi grek grek, ternyata ada kebocoran pelumas power steering sehingga ane mampir membeli pelumas power steering. Untuk Readers yang berminat dengan mobil tua memang harus siap dengan resiko yang tak terduga seperti yang ane alami.

Sampai di rumah di jam 19.00 WIB, dan ane perkirakan bbm Rp 100 ribu telah habis. Dari perhitungan ane, 15,5 liter untuk 120 km jadi konsumsi bbm 1:7,7 liter dengan kondisi jalan bervariatif.
Bagaimana kesimpulan menggunakan Holden ini?
Kalau dibandingkan dengan mobil LCGC jaman sekarang dengan konsumsi 1: >15 liter tentunya Holden sangat inferior. Tapi dengan kepuasan berkendara yang nyaman dan pastinya dengan body yang bongsor Readers akan merasakan aura muscle car ala Amerika walaupun mesinnya masih dibawah 3 liter dan belum V8 hehe.
Dan di artikel ini ane tidak akan merekomendasikan ataupun mereferensikan Holden ini.  Karena bagi penggemar mobil klasik ataupun penggemar Holden tidak akan ada patokan pasti kelebihan dan kekurangan sebuah mobil, tapi yang jelas ane menikmati sekali mengendarai Holden Commodore SL ini. Salam Blarr Readers..